Transmigrasi dan Kapitalisme Potret Perubahan Sosial di Indonesia

Kerisjambi.id
Editor -
Ket foto : istimewa
Ket Foto : Istimewa

Kerisjambi.id - Dosen IPB University, Dr Sofyan Sjaf berhasil menerbitkan buku terbarunya. Buku terbaru penggagas Data Desa Presisi ini berjudul Transmigrasi dan Kapitalisme. Buku tersebut pun dibedah bersama mahasiswa, aktivis organisasi dosen, hingga peneliti di Kebun Merdesa, Cikarawang, Dramaga, Bogor, (15/4).

Dalam buku tersebut, Sofyan menurunkan satu teori besar ke dalam praktik interaksi di masyarakat. Ia menemukan bahwa sesungguhnya kapitalisme itu tumbuh di kehidupan manusia, terutama di agenda-agenda kebijakan pembangunan.

“Ini saya potret sebenarnya seberapa jauh kemudian proses perubahan sosial yang terjadi di masyarakat itu bisa mengetahui titik-titik bahwa transformasi itu berbahaya. Ketika bahaya bagaimana negara hadir sebagai zaman rumusan tujuannya yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan menyejahterakan masyarakat,” tutur Sofyan.

Melalui buku terbitan Jas Merah ini, terdapat pesan penting yang ingin disampaikan oleh Sofyan sebagai penulis. Salah satunya terkait literasi mengenai sosiologi pembangunan sosial. 

Menurut Sofyan, hal tersebut penting untuk diangkat hingga diperlihatkan, baik cerita-cerita keberhasilan maupun cerita-cerita kegagalan pembangunan sebagai peringatan.

“Ke depan kalau pemerintah membuat kebijakan harus  memperhatikan dimensi sosiologi, dimensi antropologi, dan berbagai macam lagi pertimbangan-pertimbangan culture yang harus dimasukkan ke dalam kebijakan pembangunan,” katanya.

Wakil Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ini berharap buku terbarunya bisa menjadi referensi banyak orang. Kemudian dapat meningkatkan literasi yang saat ini diakui masih rendah.

“Kita sadari bahwa yang pertama tingkat literasi kita rendah. Dan sebenarnya yang bisa mendevelop literasi tinggi itu adalah kelas menengah yang lahir dari kampus, tentunya mahasiswa baik S1, S2, maupun S3,” ujar dia.

Sofyan berpandangan, karya-karya ilmiah yang telah lahir jangan menjadi karya sepintas lalu dimasukkan ke gudang. Di era digital ini perlu mendigitalisasikan menjadi e-book dengan bahasa yang mudah dipahami oleh orang lain.

“Dalam konteks ini saya ingin memberikan pemahaman kepada teman-teman yang lagi sekolah. Kalau Anda membuat karya tulis maka usahakan karya tulis itu bisa dimengerti orang lain dalam bahasa yang sederhana, meskipun teorinya ada,” pesan pakar sosiologi pedesaan dan etnisitas ini.

Ketika orang fisika menulis dengan gaya fisikanya, orang kimia dengan gaya kimianya, dan orang sosiologi dengan bahasa sosiologi, semua itu diharapkan bisa dimengerti oleh orang-orang di luar disiplin ilmu tersebut.

“Bahasanya bisa diterima oleh orang fisika, orang fisika bisa diterima oleh orang sosiologi. Untuk itu saya menulis agar literasi bisa berkembang. Semakin banyak literasi seperti ini, studi-studi yang kita lakukan, maka semakin kaya kita membaca fenomena yang terjadi di lapangan sehingga kita membantu kontribusi terhadap pembangunan ke depan,” pungkasnya. (MHT)