Kerisjambi.id - Koordinator Presidium Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Rantau (Ampera) asal Sumatera Barat Arfino Bijuangsa ikut bersuara soal pernyataan Gus Miftah yang menanyakan sejak kapan rendang punya agama. (22/6/22)
Menurut Fino sapaan akrabnya, ungkapan Gus Miftah menambah panjang perseteruan yang ditimbulkan akibatnya adanya bisnis babi rendang dari restoran babiambo.
"Hanya menambah kerusuhan di tengah-tengah masyarakat khususnya di Minangkabau atau Sumatera Barat sendiri," kata Fino.
Fino menilai, sebaiknya Gus Miftah usah ikut masuk dalam persoalan yang tengah menyakiti sebagian besar orang Minangkabau yang identik dengan kuliner dengan nama rendang. Apalagi ini terjadi dengan sesama etnis Minangkabau.
"Sebaiknya diam saja, apalagi komentarnya juga sebatas di media sosial, layaknya orang ingin mencari sensasi saja," kata Fino.
Bagi fungsionaris HMI ini, rendang merupakan makanan khas Minangkabau yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama Islam. Sementara, dalam Islam melarang umat atau penganutnya memakan daging babi.
"Oleh karenanya, rendang babi meskipun tidak dilarang secara hukum negara akan tetapi melawan nilai-nilai agama," kata Fino.
Sebelumnya, pernyataan viral Gus Miftah itu diunggahnya di akun instagram milik pribadinya, @gusmiftah pada 13 Juni lalu. Dalam video itu, tertulis pertaanyaan 'sejak kapan rendang punya agama?'. Dalam video itu juga, Gus Miftah menyebut bahwa keharaman babi hanya untuk orang Islam. Hingga saat ini, unggahan itu sudah mendapat 5 ribu lebih komentar dari netizen.