Duta Bahasa Provinsi Jambi 2022 ajak Anak-Anak Kecamatan Pemayung Bermain Dadung

Kerisjambi.id
By -

Tradisi lisan dadung merupakan kesenian syair khas yang berasal dari Kabupaten Batanghari. Tradisi ini diyakini sudah ada sejak tahun 1858 dan sudah diwarisi kepada tiga generasi. Mirisnya, masyarakat sekarang tidak mengenal apa itu dadung. Berangkat dari kesadaran akan pentingnya melestarikan budaya daerah, Duta Bahasa Provinsi Jambi pada Sabtu (03/09/2022) melaksanakan kegiatan berupa pengenalan tradisi lisan dadung. Kegiatan yang bertempat di Kelurahan Jembatan Mas, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari itu diawali dengan melakukan kunjungan ke sanggar sikapur sirih untuk bertemu dengan maestro. 

Sebelum kegiatan inti dimulai, Duta Bahasa dan maestro dadung melakukan serah terima rebano siam yang merupakan alat musik khusus untuk mengiri lantunan syair tradisi lisan dadung. Sang maestro dengan penuh kepercayaan menyampaikan harapan dan dukungan kepada Duta Bahasa Provinsi Jambi bahwa mereka akan menjadi penerus agar dadung bisa lebih dikenal oleh khalayak luas.

"Kalian lah yang bakal jadi penerus dadung ko biak lebih dikenal orang banyak. Mudah-mudahan langkah kalian ni dipermudah dalam mengenalkan dadung”. Ucapnya.

Berbekal tekad, kemauan, dan harapan, Duta Bahasa Provinsi Jambi menyusuri Kelurahan Jembatan Mas dan merangkul anak-anak yang merupakan penerus bangsa untuk berkenalan dengan tradisi khas daerahnya sendiri, sehingga dapat menjadi regenerasi dalam melestarikan tradisi lisan yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) ini. 

Mulanya, Duta Bahasa Provinsi Jambi menceritakan tentang sejarah tradisi lisan dadung. Cerita sejarah yang biasanya terdengar membosankan, kali ini berbeda. Anak-anak Jembatan Mas menyimak dan mendengarkan cerita dengan khidmat, penuh keingintahuan, dan antusias mereka memuncak ketika rebano siam mulai ditabuh.

Syair dadung yang dilantunkan oleh Duta Bahasa Provinsi Jambi dengan diiringi tabuhan rebano siam mampu menggugah ketertarikan serta menyihir mereka untuk mendengarkan dan belajar memainkannya, bahkan mereka meminta syair tersebut diulangi terus-menerus. Anak-anak diberi kesempatan untuk menabuh rebano siam serta diajarkan melantunkan syair yang kaya akan syarat makna itu.

Perlu diketahui bersama bahwa kegiatan tersebut adalah kali pertama yang dilakukan oleh generasi muda terutama Duta Bahasa Provinsi Jambi. Kegiatan juga berjalan dengan sangat lancar, penuh kekegembiraan. Hal itu menjadi permulaan yang sangat baik bagi Duta Bahasa Provinsi Jambi untuk bisa menghidupkan kembali tradisi lisan dadung yang sudah lama mati suri ke ranah yang lebih luas secara bertahap. Sebab, Duta Bahasa Provinsi Jambi meyakini bahwa revitalisasi tradisi sangat perlu untuk dilakukan. Menumbuhkan pengetahuan tentang dadung sejak dini akan membawa dampak baik untuk kelestarian tradisi sebagai identitas negeri.