Selama ini, warga berjuang melintasi jalan yang rusak parah dan sulit untuk dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat saat musim hujan tiba. Warga tidak bisa memilih jalan lain karena jalan tersebut merupakan salah satu jalan akses ke desa lubuk bangkar.
"Kami meminta agar tahun 2023. Di bangun jalan tersebut dengan panjang 3.km. karena ini salah satu akses jalan menuju desa lubuk bangkar. Tentu dengan rusaknya jalan berdampak terhadap ekonomi masyarakat, disamping harga BBM naik, ditambah lagi transportasi yg sulit menjadi harga barang masuk ke desa menjadi melambung naik. Dan komuditi masyarakat menjadi murah harganya karena transportasi mahal. Kami selaku pemdes setiap tahun mengusulkan melalui Musrenbang tingkat desa, Kecamatan hingga tingkat kabupaten kabupaten," kata Rodinal Muchtar selaku Kades Desa Lubuk Bangkar.
Sampai saat ini, pemerintah kabupaten Sarolangun tidak pernah menggubris aspirasi yang disampaikan oleh masyarakat desa Lubuk Bangkar.
Dodi Widianto aktivis Provinsi Jambi asal desa Lubuk Bangkar mengecam keras hal tersebut ia mengatakan pemerintah kabupaten Sarolangun terkesan tidak serius dalam menjawab segala keresahan masyarakat.
"Masyarakat sudah berupaya menyampaikan aspirasinya dengan mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan, namun hanya dianggap angin lalu saja bagi para pengusa. Jika kondisinya masih sepeti itu saja, maka saya siap menjadi garda terdepan menyuarakan secara lantang keluhan masyarakat Lubuk Bangkar di depan kantor Bupati Sarolangun," tegas Dodi.