Kerisjambi.id-Mafia pangan masih terus berkeliaran hingga saat ini, bahkan tetap memilki kekuasaan. Kehadiran mafia pangan menjadi parasit bagi system tata kelola pangan di Indonesia bukan hanya merugikan konsumen namun juga petani.
Dunia saat ini dalam ancaman resesi dan krisis pangan global seperti Sri Langka beberapa bulan sebelumnya sangat menggemparkan dunia, selain Sri Langka Korea Utara dan Ingris di akhir bulan Agustus kemarin sempat menghebokan dunia akibat kekurangan pasokan makan (kekurangan pangan).
Lagi-lagi terjadi kehilangan 500 Ton Beras di Gudang Bulog Pinrang, Sulawesi Selatan menggemparkan publik ditengah ancaman krisis pangan dunia.
Direktur Eksekutif Badan Koordinasi Nasional Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam Pengurus Besar Mahasiswa Islam (Sudirman Hasyim) Menilai bahwa tidak mungkin Bulog daerah memiliki keberanian untuk mengeluarkan beras dengan jumlah begitu sebesar tanpa ada koordinasi dengan Bulog Pusat, beras 500 Ton bisa di keluarkan begitu saja dari gudang tanpa ada kordinasi dengan bulog pusat itu mustahil saya mengindikasi bahwa pimpinan bulog pusat ikut terlibat atas raibnya 500 ton beras tersebut, perum bulog juga harus diminta pertanggung jawabannya karena sebuah perusahaan memiki system koordinasi yang massif apalagi ini perusahaan Negara (BUMN) artinya 500 Ton Beras di Gudang dapat dikeluarkan karena ada kordinasi bulog daerah kepada bulog pusat,ujarnya.
Sudirman Hasyim menambahkan, bahwa hilangnya beras tersebut karena ada oknum-oknum internal bulog yang bermain tidak mungkin hilang begitu saja, harus segera di bongkar dan dicopot oknum-oknum yang terlibat.
Apa pun namanya itu ada pertanggung jawaban secara hukum kalau dipinjamkan segera di kembalikan.
Raibnya 500 Ton Beras di Bulog Pinrang Selatan adalah bentuk kejahatan yang teroganisir ditubuh perum Bulog.
Olehnya itu kami BAKORNAS LEMI PB HMI meminta Budi Waseso segera mundur dari Pimpinan Utama Perum Bulog RI tidak perlu mencari kambing hitam segera ungkap dan tangkap para pimpinan bulog Pusat yang ikut terlibat dalam hilangnya 500 ton Beras di Bulog Pinrang, Sulawesi Selatan.