Oleh : Mimi Fitria
Ada beberapa hal yang tidak disadari oleh beberapa manusia terhadap sebuah regenerasi yang rentan terpengaruhi oleh keadaan.
Kadang kita sebagai orang dewasa tak begitu peduli pada hal-hal kecil yang di tiru oleh anak kecil. Kadang kita acuh dan angkuh terhadap hal-hal yang sederhana tetapi memiliki dampak yang luar biasa.
Contohnya saja, mungkin kita bisa bergurau, sambil tertawa mengatakan "anj*ng* kepada teman sebaya, lantas apakah kadang kita sadar jika di sekeliling kita ada kuping anak kecil yang menyerap sebuah perkataan? Apakah kita peduli dan peka dengan dampak dan pengaruh yang besar terhadap bibit dasar pribumi?
Sikap-sikap dan ketidakpedulian kecil demikian malah melahirkan balita-balita yang tidak tertata kosa katanya, sehingga lahirnya regenerasi yang demikian malah di katakan regenerasi tak memiliki rasa hormat, adab dan etika kepada kehidupan sesama.
Padahal kita sendiri yang tidak menata diri, tidak menyentuh jiwa sendiri dan tidak peka serta tidak peduli pada reaksi dari dalam diri. Kita yang tidak pernah berpikir panjang bahwa hal-hal kecil bisa membawa dampak yang besar.
Disinilah, peran penting orang tua dan lingkungan di butuhkan. Karena regenerasi yang baik sudah di tempa oleh orang tua dan lingkungan yang baik.
Sayangnya, masih menjadi pertanyaan untuk diri kita sendiri. susahkah kita memberikan pengaruh baik, reaksi baik untuk suatu kejadian, pengelolaan kosa kata dan perilaku yang baik terhadap regenerasi saat ini?
Tentunya kita perlu membenah diri, mengevaluasi lagi pola kehidupan, apakah benar kehadiran kita memberikan dampak baik atau malah sebaliknya?
Sadarilah, jangan sampai ulah kita melahirkan regenerasi yang tak membumi.