Layanan Alam Sudah Semakin Berkurang: SAD Harus Mandiri

Kerisjambi.id
Editor -

 

Damar dan Rotan, merupakan HHBK yang dimanfaatkan oleh Komunitas SAD di TNBD. (Foto 20/12/2022, ES) 
Kerisjambi.id | JAMBI - Keberlangsungan hidup masyarakat Suku Anak Dalam (SAD) yang memanfaatkan hutan menjadi sumber penghidupannya sudah sangat terancam di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Sabtu (18/03/2023). 

Menurut masyarakat Suku Anak Dalam yang berada di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun, saat ini keberadaan hasil hutan yang banyak diambil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sudah sangat langka keberadaannya. Kondisi ini sangat berbeda dibandingkan dengan beberapa puluh tahun silam. Dimana masyarakat SAD yang mencari hasil hutan tidak perlu masuk jauh kedalam hutan untuk mendapatkannya. Dibandingkan dengan saat ini berdasarkan keterangan dari masyarakat SAD itu sendiri, mereka harus masuk jauh kedalam hutan dan memerlukan waktu sampai berhari-hari untuk dapat menemukan hasil hutan yang mereka cari. 

Kelangkaan dapat terjadi karena dilandasi oleh beberapa hal. Berdasarkan keterangan langsung dari Masyarakat SAD hal ini terjadi akibat hasil hutan yang diambil secara terus menerus tanpa ada upaya dalam melakukan budidaya yang mengakibatkan hasil hutan semakin menipis. Selain itu pengambilan yang destruktif akibat persaingan antar sesama kelompok masyarakat SAD dalam mengambil hasil hutan juga ditengarai sebagai akibat telah menurunnya layanan alam dari kawasan hutan. 

Situasi sumber penghasilan yang menghawatirkan seperti saat ini, dapat mempengaruhi keberlangsungan hidup masyarakat SAD. Dibarengi dengan perkembangan jaman yang semakin maju, terpapar dengan berbagai macam informasi melalui gaget namun pola pikir yang dimiliki oleh sebagian SAD masih masih tradisional.

Masyarakat SAD yang juga merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang membutuhkan perhatian lebih dari berbagai kalangan baik pemerintah, swasta atau lembaga-lembaga yang dapat membantu kelompok masyarakat ini untuk dapat bertahan hidup, khususnya untuk mengeduksi pemikiran dan prinsip hidup mereka, sehingga kelompok ini dapat merasakan taraf hidup yang lebih baik dan layak untuk kedepannya.

Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam (FKPPSAD) yang beranggotakan Pemerintah Kabupaten, Pemerintah provinsi, LSM, Perusahaan sekitar tempat tinggal SAD, Perguruan Tinggi, Pemimpin kelompok SAD hadir dan telah bersekakat kerjasama dan berkoordinasi dalam membangun SAD menjadi masyarakat “SEJAHTERA & MANDIRI” serta menjadi tujuan utama dari forum kemitraan tersebut. 

Pengambilan Tanaman Obat Herbal oleh Anggota Ubat Psako dan Upaya budidaya Tan. Obat pada kawasan konservasi eksitu (Foto, 20/12/2022, ES
Fakultas Pertanian Universitas Jambi sebagai salah satu pihak yang bergabung dengan forum kemitraan ini membantu merealisasikan tujuan forum kemitraan ini yaitu bagaimana membangun sistem produksi dan memperbaiki reproduksi sosial SAD. Dengan adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, yang dilaksanakan pada tahun 2021 yang lalu, menjadi kesempatan yang baik, dalam melakukan program yang dapat mendorong masyarakat SAD menjadi masyarakat sejahtera dan mandiri. 

Program yang dilakukan adalah membentuk suatu lembaga rumah produksi yang dinamakan dengan “UBAT PSAKO”. Lembaga ini merupakan wadah kesatuan antara berbagai pihak. Didalam lembaga ini terdapat pemerintah setempat, masyarakat luar dan tidak luput masyarakat SAD yang menjadi subjek utama juga mengambil bagian di lembaga ini. Semua yang tergabung dalam lembaga ini bersatu didalam satu struktur organisasi sudah dilengkapi dengan SK serta AD/ART yang mengatur hak dan kewajiban setiap anggota didalamnya. H. Jaelani, Ketua kelompok Ubat Psako menegaskan “Ikolah SAD di Air Hitam ko yang ado organisasinyo, ado SK dari Kepala Desa, ado AD ART, dan sudah ado Badan Hukum”. Beliau menambahkan “ Dulu waktu di Golden Harvest, kami dikumpulkan oleh Forum Kemitraan Pembangunan Sosial Suku Anak Dalam (FKPPSAD), kawan-kawan kami sudah sampaikan, kami SAD ini ingin maju jugo seperti Bapak Bapak yang ado dalam ruangan ini. Dan kemajuan menuju kemandirian SAD kito mulai dari organisasi ini” imbuhnya.

Lembaga ini melakukan kegiatan budidaya tanaman obat tradisional yang digunakan SAD, yang berasal dari kawasan Taman nasional Bukit Duabelas. Kelompok Ubat Psako ini, juga telah terampil meningkatkan olahan obat-obat herbal ini, dan akan di susul dengan kegiatan pemasaran obat yang telah diproduksi. 

Dengan adanya lembaga UBAT PSAKO ini dapat membantu masyarakat dalam mempersiapkan sistem produksi masa depan yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Lembaga ini juga diharapkan dapat mengambangkan kualitas diri menjadi lebih terampil dan memiliki kemampuan daya bersaing pada setiap individu SAD. Adaya peningkatan kualitas dalam diri SAD ini diharapkan dapat mengubah taraf hidupnya menjadi lebih baik kedepannya dan menjadi masyarakat yang sejahtera serta mandiri dalam melanjutkan hidup. (ELFRIDAY SIHOMBING/KJA)