Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh saat ini berada dalam status siaga darurat bencana banjir dan longsor. Keadaan ini telah berdampak pada ribuan warga, dengan situasi diperparah oleh curah hujan yang masih tinggi di kedua wilayah tersebut.
Mengungkapkan keprihatinannya, Al Haris menyatakan, “Kita prihatin dengan musibah banjir dan longsor di Kerinci dan Sungai Penuh ini, terutama karena curah hujan yang tinggi dan banyak rumah warga yang berada dekat sungai sangat rawan."
Al Haris juga menginstruksikan agar kedua pemerintah daerah tersebut memperbanyak pendirian posko, yang mencakup posko keamanan, siaga, dan kesehatan. “Perbanyak posko-posko, termasuk pengamanan dari Polri, TNI, Pol PP, posko tim siaga, dan posko medis,” ujarnya.
Selama kunjungan ke posko pengungsian, Gubernur memberikan bantuan pangan, kasur, tenda, dan lain-lain kepada warga terdampak. Bencana banjir dan longsor di awal tahun 2024 ini dianggap sebagai yang terparah dalam beberapa tahun terakhir di kedua wilayah tersebut.
Pj Bupati Kerinci, Asraf, mengungkapkan bahwa bencana ini telah mengakibatkan dua korban jiwa, melanda 9 kecamatan, 41 desa, 7.639 jiwa, dan 3.036 kepala keluarga. “Banyak sawah yang terdampak, ada yang baru tanam dan yang akan panen. Longsor juga terjadi di beberapa titik, mengakibatkan gangguan akses jalan dan jembatan yang putus. Kita masih terus melakukan pendataan,” ucap Asraf.
Kota Sungai Penuh juga mengalami banjir parah, dengan 32 desa di beberapa kecamatan terdampak. Warga harus dievakuasi, dan eks kantor DPRD Kota Sungai Penuh menjadi tempat pengungsian utama.
Gubernur Al Haris, saat mengunjungi lokasi posko pengungsian, memastikan ketersediaan makanan, air bersih, dan tim medis, serta memberikan bantuan dan sumbangan kepada pengungsi. “Saya ingin memastikan semua pengungsi di sini aman. Saya juga minta warga yang tinggal di pinggir sungai untuk dievaluasi karena hujan deras masih terus mengguyur Kerinci dan Sungai Penuh,” pungkas Al Haris.(*)