MITOS DAN FAKTA MENARIK SEPUTAR BUAH-BUAHAN

 

Penulis : Sahnazkia Asifa, S.Gz 

(Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Dietisien Universitas Esa Unggul)


Saat ini banyak mitos yang beredar dan belum tentu kebenarannya yang banyak orang jarang konsumsi buah. Sebenarnya buah merupakan sumber antioksidan yang mampu menghancurkan radikal bebas penyebab timbulnya berbagai penyakit dan tanda-tanda penuaan dini. Buah juga mengandung banyak serat yang juga dapat mencegah timbulnya sembelit dan gangguan pencernaan pada lambung. Buah juga mengandung berbagai vitamin dan air yang merupakan komponer penting dalam metabolism tubuh. Untuk mengetahui mitos dan fakta menarik mengenai buah, yuk simak penjelasannya.


Memakan buah salak memicu sembelit karena feses menjadi keras

Faktanya, salak baik untuk melancarkan pencernaan karena daging buah dan kulit salak mengandung serat, tannin dan vitamin. Salak dapat mempercepat proses pembuangan zat-zat sisa racun dan kandungan lainnya yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.


Mitos alpukat dapat membuat gemuk

Faktanya alpukat tidak dapat menyebabkan gemuk. Karena, alpukat kaya akan asam lemak tak jenuh, serat, vitamin A,B,C, dan E. Lemak yang banyak di dalam alpukat yaitu lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan, alpukat juga dapat menurunkan stroke dan serangan jantung. Alpukat secara tradisional digunakan untuk pengobatan ulkus dan penyakit kardiovaskuler.


Mitos jambu biji menyebabkan usus buntu

Mitos jambu biji dapat menyebabkan usus buntu apabila mengkonsumsi daging buah beserta bijinya. Biji yang di konsumsi akan menumpuk di usus sehingga menyebabkan peradangan pada usus. 

Faktanya, berdasarkan sebuah riset yang dipublikasikan oleh Asian Pasific Journal of Tropical Biomedicine menyatakan bahwa sangat kecil resikonya biji jambu menyebabkan usus buntu. Di dalam sistem pencernaan manusia, makanan yang masuk akan dilumatkan dengan bantuan enzim yang bersifat asam. Hasil penelitian Arifuddin, et al, (2017) menyatakan bahwa makanan berserat sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam proses percernaan. Kekurangan serat akan menyebabkan konstipasi yang berisiko menyebabkan penyumbatan pada saluran apendiks, sehingga dapat menyebabkan penyakit apendisitis atau usus buntu. Kulit dan buah jambu biji tinggi akan kandungan serat yang berguna untuk memperlancar sistem pencernaan 


Konsumsi buah naga merah bisa menurunkan kadar kolesterol

Konsumsi buah naga yang bisa langsung dimakan dalam bentuk buah segar dapat membantu dalam menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Dalam buah naga terkandung berbagai zat penting seperti niasin, serat, antioksidan, dan protein. Antioksidan yang ada dalam buah naga salah satunya adalah antosianin yang diduga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Buah naga isi merah memiliki kandungan antosianin yang lebih tinggi dibandingkan jenis yang putih, dan senyawa antosianin pada buah naga ini memiliki efek dalam penurunan kadar kolesterol.


Daun sirsak dapat menurunkan tekanan darah

Menurut hasil penelitian Tinneke, E. (2022), rebusan daun sirsak dapat menurunkan tekanan darah apabila dikonsumsi rutin. Kandungan daun sirsak yang diperkirakan dapat menurunkan tekanan darah adalah kalium, ion kalium dalam cairan ekstrasel akan menyebakan jantung relaksasi dan juga membuat frekuensi denyut jantung menjadi lebih lambat. Selain itu kalium juga bias mengatur keseimbangan cairan tubuh Bersama natrium menghambat pengeluaran renin, berperan dalam vasodilatasi arteriole, dan mengurangi repson vasokonstraiksi endogen sehingga tekanan darah menurun.


Sumber:

Alfira, N. (2017). Efektivitas Daun Sirsak Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Balibo Kabupaten Bulukumba. Jurnal Kesehatan Panrita Husada, 2(2), 11-22.

Alviana, F. (2019). Pengaruh Perasan Buah Salak (Salacca edulis) Terhadap Frekuensi Defekasi dan Lamanya Diare pada Rattus Norvegicus. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Unsiq, 6(2), 88-92.

Budiatmaja, A. C., & Noer, E. R. (2014). Pengaruh pemberian jus buah naga merah (Hylrocereus polyrhizus) terhadap kadar kolesterol total pria hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition College, 3(4), 655-664.

Arifuddin A, Salmawati L, Prasetyo A. Faktor resiko kejadian apendisitis di bagian rawat inap RSU Anutapura Palu 2017. J Kesehat Masy. 2017;8(1):26–33.

Engin, O., Yildirim, M., Yakan, S., & Coskun, G. A. (2011). Can fruit seeds and undigested plant residuals cause acute appendicitis. Asian Pacific journal of tropical biomedicine, 1(2), 99 -101.

Dewantari, N. M., & Widiani, A. (2011). Fruits and vegetables consumption pattern in school children. Jurnal Skala Husada, 8(2), 119-125.

Joshua, J. O. S. H. U. A., & Sinuraya, R. K. (2018). Keanekaragaman Aktivitas Farmakologi Tanaman Salak (Salacca Zalacca). Farmaka, 16(1), 99-107.

Sigarlaki, E. D., & Tjiptaningrum, A. (2016). Pengaruh pemberian buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap kadar kolesterol total. Medical Journal of Lampung University [MAJORITY], 5(5), 14-17.

Tinneke, E. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Ny. D Dengan Sistem Kardiovakuler: Hipertensi Dengan Pemberian Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan Tekanan Darah.