Oleh: Sahnazkia Asifa,
S.Gz
(Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Profesi Dietisien Universitas Esa Unggul)
Saat ini banyak mitos yang beredar
dan belum tentu kebenarannya yang banyak orang jarang konsumsi buah. Sebenarnya
buah merupakan sumber antioksidan yang mampu menghancurkan radikal bebas
penyebab timbulnya berbagai penyakit dan tanda-tanda penuaan dini. Buah juga
mengandung banyak serat yang juga dapat mencegah timbulnya sembelit dan gangguan
pencernaan pada lambung. Buah juga mengandung berbagai vitamin dan air yang
merupakan komponer penting dalam metabolism tubuh. Untuk mengetahui mitos dan
fakta menarik mengenai buah, yuk simak penjelasannya.
1.
Konsumsi buah salak memicu sembelit karena feses
menjadi keras
Faktanya,
salak baik untuk melancarkan pencernaan karena daging buah dan kulit salak
mengandung serat, tannin dan vitamin. Salak dapat mempercepat proses pembuangan
zat-zat sisa racun dan kandungan lainnya yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
2.
Konsumsi alpukat dapat membuat gemuk
Faktanya
alpukat tidak dapat menyebabkan gemuk. Karena, alpukat kaya akan asam lemak tak
jenuh, serat, vitamin A,B,C, dan E. Lemak yang banyak di dalam alpukat yaitu
lemak tak jenuh yang baik bagi kesehatan, alpukat juga dapat menurunkan stroke
dan serangan jantung. Alpukat secara tradisional digunakan untuk pengobatan
ulkus dan penyakit kardiovaskuler.
3.
Konsumsi jambu biji menyebabkan usus buntu
Terdapat
mitos bahwa jambu biji dapat menyebabkan usus buntu apabila mengkonsumsi daging
buah beserta bijinya. Biji yang di konsumsi akan menumpuk di usus sehingga
menyebabkan peradangan pada usus.
Faktanya,
berdasarkan sebuah riset yang dipublikasikan oleh Asian Pasific Journal of Tropical Biomedicine menyatakan bahwa
sangat kecil resikonya biji jambu menyebabkan usus buntu. Di dalam sistem
pencernaan manusia, makanan yang masuk akan dilumatkan dengan bantuan enzim
yang bersifat asam. Hasil penelitian Sahnazkia, A. et al, (2022) menyatakan
bahwa makanan berserat sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam proses percernaan.
Kekurangan serat akan menyebabkan konstipasi yang berisiko menyebabkan
penyumbatan pada saluran apendiks, sehingga dapat menyebabkan penyakit
apendisitis atau usus buntu. Kulit dan buah jambu biji tinggi akan kandungan
serat yang berguna untuk memperlancar sistem pencernaan
4.
Konsumsi buah naga merah bisa menurunkan kadar
kolesterol
Konsumsi
buah naga yang bisa langsung dimakan dalam bentuk buah segar dapat membantu
dalam menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Dalam buah naga terkandung
berbagai zat penting seperti niasin, serat, antioksidan, dan protein.
Antioksidan yang ada dalam buah naga salah satunya adalah antosianin yang
diduga mampu menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Buah naga isi merah
memiliki kandungan antosianin yang lebih tinggi dibandingkan jenis yang putih,
dan senyawa antosianin pada buah naga ini memiliki efek dalam penurunan kadar
kolesterol.
5.
Konsumsi daun sirsak dapat menurunkan tekanan darah
Menurut
hasil penelitian Tinneke, E. (2022),
rebusan daun sirsak dapat menurunkan tekanan darah apabila dikonsumsi rutin.
Kandungan daun sirsak yang diperkirakan dapat menurunkan tekanan darah adalah
kalium, ion kalium dalam cairan ekstrasel akan menyebakan jantung relaksasi dan
juga membuat frekuensi denyut jantung menjadi lebih lambat. Selain itu kalium
juga bias mengatur keseimbangan cairan tubuh Bersama natrium menghambat
pengeluaran renin, berperan dalam vasodilatasi arteriole, dan mengurangi repson
vasokonstraiksi endogen sehingga tekanan darah menurun.
Sumber:
Alfira, N. (2017). Efektivitas Daun Sirsak
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Balibo Kabupaten Bulukumba. Jurnal Kesehatan Panrita Husada, 2(2),
11-22.
Alviana, F. (2019). Pengaruh Perasan Buah Salak
(Salacca edulis) Terhadap Frekuensi Defekasi dan Lamanya Diare pada Rattus
Norvegicus. Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat Unsiq, 6(2),
88-92.
Budiatmaja, A. C., & Noer, E. R. (2014).
Pengaruh pemberian jus buah naga merah (Hylrocereus polyrhizus) terhadap kadar
kolesterol total pria hiperkolesterolemia. Journal of Nutrition College, 3(4),
655-664.
Sahnazkia, A. et al, (2022). Hubungan
Asupan Serat dan Air Minum Dengan Kejadian Konstipasi Pada Lansia Di Panti
Sosial Tresna Werdha Kota Jambi. Jambi (2022).
Engin, O., Yildirim, M., Yakan, S., &
Coskun, G. A. (2011). Can fruit seeds and undigested plant residuals cause
acute appendicitis. Asian Pacific journal of tropical biomedicine, 1(2),
99 -101.
Dewantari, N. M., & Widiani, A. (2011).
Fruits and vegetables consumption pattern in school children. Jurnal
Skala Husada, 8(2), 119-125.
Joshua, J., Sinuraya, R. K. (2018).
Keanekaragaman Aktivitas Farmakologi Tanaman Salak (Salacca Zalacca). Farmaka, 16(1),
99-107.
Sigarlaki, E. D., & Tjiptaningrum, A.
(2016). Pengaruh pemberian buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap
kadar kolesterol total. Medical Journal of Lampung University
[MAJORITY], 5(5), 14-17.
Tinneke, E. (2022). Asuhan Keperawatan Pada Ny.
D Dengan Sistem Kardiovakuler: Hipertensi Dengan Pemberian Rebusan Daun Sirsak
Terhadap Penurunan Tekanan Darah.