Kerisjambi.id-TEBO– Ketua Aliansi Masyarakat Adat (AMAN) Tebo, Dedi Suhendra, secara tegas mengutuk beredarnya isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) yang semakin marak di tengah masyarakat. Dalam pernyataan resminya, Dedi menekankan bahwa isu-isu yang berbasis SARA bukan hanya merusak keharmonisan kehidupan sosial, tetapi juga mengancam persatuan dan kesatuan masyarakat di wilayah Kab Tebo.
“Kami dari Aliansi Masyarakat Adat (Aman) Tebo sangat prihatin dengan beredarnya video dengan narasi ujaran kebencian terhadap kelompok atau golongan.hal seperti ini bisa memicu konflik horizontal dan sangat berbahaya bagi kerukunan yang selama ini sudah kita jaga bersama. Saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak mudah terpancing dan terus menjaga persatuan,” ujar Dedi Suhendra. Senin (16/09/2024).
Dedi juga menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk tidak terjebak dalam provokasi yang mengadu domba kelompok-kelompok masyarakat berdasarkan perbedaan identitas. Menurutnya, hal seperti ini yang memecah belah yang sering kali dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Kami meminta kepada pihak berwenang untuk bertindak tegas terhadap pelaku penyebaran isu SARA. Jangan biarkan hal ini berkembang lebih jauh,” tambahnya.
Pernyataan ini disampaikan Dedi Suhendra menyusul munculnya pidato dari salah seorang anggota dewan terpilih dari praksi partai PKS antas nama SWT dimedia sosial yang diduga mengandung unsur SARA, yang berpotensi menimbulkan ketegangan di sejumlah wilayah di Kabupaten Tebo. Aliansi Masyarakat Adat berkomitmen untuk terus mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya toleransi, serta bekerja sama dengan pihak keamanan untuk menjaga stabilitas daerah.
Diakhir pernyataannya, Dedi kembali mengajak seluruh masyarakat adat, tokoh agama, dan pemuda untuk bersatu dalam melawan segala bentuk provokasi yang dapat memecah belah persatuan bangsa.
“Kita harus selalu ingat bahwa kekuatan kita adalah pada keberagaman. Jangan biarkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab menghancurkan tatanan sosial kita dengan isu-isu yang tidak berdasar,” pungkasnya.
Redaksi