Isu tentang kesejahteraan nelayan tradisional di
Indonesia selalu menjadi pembahasan dari masa ke masa. Nelayan tradisional di
anggap kelompok-kelompok dalam kelas menengah ke bawah, miskin dan atau
kelompok tidak sejahtera.
Nelayan tradisional adalah individu
atau kelompok yang melakukan aktivitas penangkapan ikan dengan menggunakan
peralatan dan metode yang sederhana dan diwariskan secara turun-temurun.
Nelayan tradisional identik dengan alat tangkap yang sederhana, perahu atau
kapal-kapal kecil dan jangkauan daerah penangkapan yang tidak jauh.
Siklus kehidupan nelayan tradisional yang terus
berulang seperti itu di anggap sebagai akar permasalahan dari kesejahteraan
nelayan. Untuk itu, perlu ada strategi dalam pengembangan SDM dengan melakukan
entrepreneurship.
Entrepreneurship adalah proses
menciptakan, mengelola, dan mengembangkan usaha atau bisnis dengan tujuan
menghasilkan keuntungan serta menciptakan nilai ekonomi dan sosial. Strategi
pembangunan ekonomi nelayan tradisional dalam perspektif entrepreneurship
berfokus pada bagaimana nelayan dapat berinovasi, mengembangkan keterampilan
kewirausahaan, dan menciptakan nilai tambah yang berkelanjutan untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial. Dengan menanamkan jiwa kewirausahaan,
nelayan dapat berpindah dari sekadar pelaku ekonomi pasif menjadi pelaku
ekonomi aktif yang mampu mengelola dan memaksimalkan sumber daya yang dimiliki.
Berikut beberapa strategi pembangunan ekonomi nelayan
tradisional dari perspektif entrepreneurship:
1. Peningkatan Kapasitas Kewirausahaan melalui
Pelatihan.
Kunci dari pengembangan ekonomi
berbasis entrepreneurship adalah peningkatan kapasitas individu. Nelayan atau
kelompok perlu dilatih untuk berpikir dan bertindak seperti seorang pengusaha,
yang meliputi kemampuan dalam:
- Manajemen
Usaha: Pelatihan tentang bagaimana
mengelola usaha perikanan, mulai dari pencatatan keuangan, pembelian peralatan,
hingga pengelolaan stok. Ini penting untuk membantu nelayan lebih profesional
dalam menjalankan usaha mereka.
- Inovasi
Produk dan Jasa: Nelayan tradisional atau kelompok perlu belajar bagaimana
mengembangkan produk-produk baru atau jasa terkait hasil laut yang dapat
meningkatkan nilai ekonomi. Misalnya, nelayan dapat memanfaatkan hasil
tangkapan mereka untuk diproses lebih lanjut menjadi produk olahan bernilai
tambah.
- Pemanfaatan
Peluang Pasar: Pelatihan ini juga akan melatih nelayan dalam melihat peluang
bisnis baru, baik di sektor perikanan maupun sektor terkait, seperti pengolahan
produk laut, pariwisata, atau perdagangan hasil laut.
2. Diversifikasi Produk dan Jasa
Beberapa bentuk diversifikasi yang bisa diterapkan
adalah:
- Pengolahan
Hasil Tangkapan: Nelayan atau kelompok bisa diajarkan cara mengolah hasil laut
menjadi produk bernilai tinggi, seperti abon ikan, ikan asap, kerupuk ikan,
atau bahkan makanan olahan yang bisa dijual di pasar lokal atau diekspor. Ini
memberikan nilai tambah pada hasil tangkapan yang sebelumnya hanya dijual dalam
bentuk mentah.
- Ekowisata
Berbasis Nelayan: Dengan menciptakan peluang bisnis baru seperti ekowisata,
nelayan bisa memanfaatkan lingkungan alam mereka untuk menarik wisatawan,
misalnya dengan menawarkan pengalaman menangkap ikan secara tradisional atau
wisata edukasi tentang ekosistem laut.
3. Pengembangan Sistem Pemasaran yang Inovatif
Salah satu aspek penting dari entrepreneurship adalah
kemampuan untuk memasarkan produk. Nelayan tradisional atau bisa belajar
bagaimana memanfaatkan teknologi modern untuk mengakses pasar yang lebih luas,
antara lain:
- Pemasaran
Digital dan E-Commerce: penggunaan platform digital dan media sosial, nelayan
dapat langsung menjual hasil tangkapan mereka ke konsumen tanpa perantara,
sehingga mereka bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi. Kelompok Pemuda
sekitar bisa menjadi fasilitator dalam pembuatan website atau aplikasi
e-commerce yang dapat menghubungkan nelayan dengan pembeli langsung.
- Pemasaran
Produk Olahan Hasil Laut: Produk olahan yang dihasilkan nelayan juga bisa
dipasarkan melalui platform digital atau di pasar-pasar swalayan yang
membutuhkan produk dengan kualitas lebih baik. Pemasaran langsung ke konsumen
melalui online shop juga bisa meningkatkan pendapatan nelayan.
4. Pemberdayaan Koperasi Nelayan Berbasis Wirausaha
Pendekatan entrepreneurship juga dapat diterapkan
dalam bentuk penguatan kelembagaan nelayan, seperti koperasi yang dikelola
secara wirausaha dapat memberikan berbagai keuntungan, seperti:
- Akses
Modal dan Kredit: Koperasi bisa menjadi wadah bagi nelayan untuk mendapatkan
akses modal usaha dengan bunga rendah, baik untuk pengadaan peralatan baru atau
pengembangan usaha baru.
- Peningkatan
Daya Tawar: Dengan koperasi yang berfungsi sebagai kolektif, nelayan bisa
meningkatkan daya tawar mereka terhadap pembeli atau pasar, sehingga mereka
bisa menjual hasil tangkapan dengan harga yang lebih adil.
- Efisiensi
Rantai Pasokan: Koperasi yang kuat bisa membantu mengurangi ketergantungan pada
tengkulak atau perantara, dengan menyediakan jalur distribusi langsung ke
pasar, baik lokal maupun luar daerah.
5. Akses ke Sumber Daya dan Infrastruktur
Agar nelayan dapat berkembang secara mandiri, mereka
membutuhkan akses ke berbagai sumber daya yang memadai. Strategi ini
melibatkan:
- Fasilitas
Cold Storage dan Pengolahan Ikan: Dengan infrastruktur seperti cold storage
atau fasilitas pengolahan hasil laut, nelayan bisa menyimpan ikan lebih lama
sebelum dijual, sehingga mereka tidak perlu menjualnya dengan harga rendah
ketika hasil tangkapan melimpah.
- Dukungan
Peralatan Penangkapan yang Inovatif: Alat tangkap yang lebih modern dan ramah
lingkungan akan membantu nelayan menangkap ikan dengan lebih efisien dan dalam
jumlah yang lebih banyak tanpa merusak ekosistem laut. Teknologi ini juga
membantu mengurangi waktu yang dihabiskan di laut dan meningkatkan
produktivitas.
6.
Kolaborasi dengan Sektor Swasta dan Pemerintah
Pembangunan entrepreneurship di kalangan nelayan juga
memerlukan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor
swasta, dan akademisi. Beberapa inisiatif yang bisa dijalankan melalui
kolaborasi ini meliputi:
- Pelatihan
dan Pendampingan dari Sektor Swasta: Perusahaan-perusahaan yang bergerak di
sektor perikanan atau teknologi bisa bekerja sama dengan nelayan melalui
program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dengan memberikan pelatihan dan
bantuan teknologi untuk meningkatkan kapasitas kewirausahaan nelayan.
- Dukungan
Regulasi dan Subsidi Pemerintah: Pemerintah bisa memberikan dukungan berupa
regulasi yang memudahkan nelayan dalam mengakses pasar atau menyediakan subsidi
alat tangkap yang ramah lingkungan dan efisien.
7. Penerapan Model Bisnis Berkelanjutan
Dalam entrepreneurship, penerapan model bisnis yang
berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan usaha nelayan. Model
bisnis yang ramah lingkungan dan mempertimbangkan keberlanjutan sumber daya
laut akan memberikan dampak jangka panjang yang positif bagi nelayan.
Contohnya:
- Pengelolaan
Perikanan Berbasis Masyarakat (Community-Based Fisheries Management): Nelayan
dapat didorong untuk ikut serta dalam pengelolaan sumber daya laut mereka
sendiri melalui skema pengelolaan berbasis masyarakat. Dengan demikian, mereka
memiliki tanggung jawab untuk menjaga kelestarian ekosistem laut yang menjadi
sumber penghidupan mereka.
Kesimpulan
Strategi pembangunan ekonomi nelayan tradisional dari
perspektif entrepreneurship menekankan pada peningkatan keterampilan manajemen,
inovasi produk, diversifikasi usaha, akses pasar yang lebih luas, serta
pemanfaatan teknologi modern. Dengan pendekatan ini, nelayan bisa lebih mandiri
dalam mengelola usaha mereka, menciptakan nilai tambah dari hasil tangkapan,
serta memperbaiki kesejahteraan sosial secara keseluruhan. Kolaborasi antara
nelayan, pemerintah, dan sektor swasta juga sangat penting untuk mendukung
pengembangan kewirausahaan di sektor perikanan ini.