Kerisjambi–Untuk mempercepat pembangunan desa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya ibu-ibu PKK, sebanyak 49 mahasiswa Universitas Jambi membentuk kelompok volunteer di Desa Setiris, Kecamatan Maro Sebo, pada 11 Desember 2024. Program ini merupakan bagian dari Community Driven Development (CDD), yang berfokus pada aktivasi lahan pangan dan pemberdayaan perempuan sebagai agen perubahan.
Pembentukan kelompok volunteer ini berangkat dari tantangan yang dihadapi masyarakat, terutama di bidang ekonomi dan pertanian. Banyak petani kecil masih bergantung pada input luar yang mahal dan berdampak buruk bagi kesehatan serta lingkungan. Selain itu, banyak lahan belum dimanfaatkan secara optimal, sementara ibu-ibu PKK belum sepenuhnya terlibat dalam kegiatan pertanian.
"Melihat peluang yang ada, kami sepakat membentuk kelompok volunteer untuk meningkatkan kesejahteraan desa melalui pemberdayaan perempuan dan pengelolaan lahan pangan secara optimal," ujar Ketua Kelompok Volunteer CDD.
Kelompok volunteer ini bertujuan menciptakan kemandirian masyarakat desa dengan menjadikan perempuan sebagai motor penggerak utama pembangunan. Program mereka meliputi pelatihan dan pendampingan bagi ibu-ibu PKK agar lebih terampil dalam mengelola lahan pangan secara ramah lingkungan serta memperkenalkan teknik pertanian berkelanjutan untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk dan bahan kimia.
Salah satu fokus utama program ini adalah mengembangkan kapasitas 21 ibu-ibu PKK di Dusun Danau Keman, yang memiliki lahan pangan seluas 20 x 20 meter. Lahan ini sebelumnya pernah dikelola, tetapi belum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan dukungan kelompok volunteer, lahan tersebut akan dihidupkan kembali menggunakan metode pertanian organik, seperti pembuatan pupuk kompos dan pengolahan tanah yang lebih sehat.
"Dengan bantuan pelatihan dan pendampingan dari volunteer CDD, kami berharap program ini dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga," ujar salah satu anggota ibu-ibu PKK.
Selain mengelola lahan, kelompok volunteer juga memperkenalkan konsep sociopreneurship, di mana ibu-ibu PKK tidak hanya menanam untuk konsumsi pribadi tetapi juga mengembangkan usaha kecil yang berpotensi dijual ke pasar lokal.
Program ini sejalan dengan visi jangka panjang menjadikan Desa Setiris sebagai contoh desa mandiri dan berkelanjutan, dengan partisipasi aktif masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Dengan komitmen kuat dari semua pihak, program ini diharapkan membawa perubahan nyata, meningkatkan kesejahteraan ibu-ibu PKK, serta memperkuat ketahanan pangan desa.